Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Cara Kelihatan cantik dan Menarik

Written By Kom Limpulnam on Jumat, 20 April 2012 | 18.43

Cara Kelihatan cantik dan Menarik MANDI bunga memang bukan kebiasaan baru bagi masyarakat Indonesia, namun masih selalu dikaitkan dengan ritual membuang sial atau sesuai untuk wanita berusia matang yang belum menemui jodoh. Kini, kebiasaan itu mulai mendapat tempat di kalangan wanita yang sudah berumah tangga atau belum menikah untuk kelihatan cantik dan menarik.

Adalah treatment beauty rose, yang diperkenalkan pertama kali oleh Taman Sari Royal Heritage Spa (TSRHS). Treatment ini dipercaya bisa membuat kulit menjadi halus dan bercahaya. Tidak saja wanita yang boleh mencoba, tapi juga berlaku pada pria yang peduli dengan penampilan.

"Mawar itu memiliki efek mendinginkan kulit dan aromanya bisa memberikan ketenangan jiwa. Jadi buat mereka yang ingin mendapatkan kulit halus bisa mencoba treatment ini," kata Supervisor Training TSRHS, Wiwit Azmi lestari kepada okezone, Selasa (15/1/2008).

Memang dalam perawatan ini tidak hanya memakai bunga mawar. Tapi juga melibatkan beberapa bahan treatment, yang dapat menjadikan kulit menjadi bersih, halus, dan bercahaya. Bahan-bahan tersebut meliputi rose essensial oil, rose aromatherapy, masker susu, dan air mawar.

"Semua bahan tersebut dipakai dalam treatment beauty rose. Tahapan dimulai dengan scrub, massage, maskeran, dan ditutup dengan berendam bunga mawar," singkat Wiwit.

Menurut Wiwit, treatment ini tidak selamanya dilakukan di salon kecantikan atau spa, tapi bisa juga dijajal di rumah. Hal ini karena bahan-bahan yang dipakai selama perawatan sangat mudah didapat dan proses pengerjaannya pun tidak sulit.

"Sebaiknya dilakukan dua minggu sekali dan tidak wajib bagi mereka yang mengalami kelelahan badan. Siapapun boleh kok mencobanya," tukasnya Cara Kelihatan cantik dan Menarik
18.43 | 0 komentar | Read More

Maraknya Sinetron Ramaja Tidak Mendidik

Maraknya Sinetron Ramaja Tidak Mendidik GAYA perilaku anak sekolah yang muncul dalam tayangan sinetron dinilai para pelajar semakin jauh dari kenyataan. Mereka malah menganggap salah kaprah.

Soal cerita sinetron, kependekan dari sinema elektronik, yang enggak masuk akal dan berlebih-lebihan memang bukan soal baru. Mulai zaman sinetron Indonesia masih dikuasai wajah-wajah lama seperti Jeremy Thomas, Adam Jordan, Bella Saphira, sampai Tamara Bleszynski, cerita sinetron kita dianggap terlalu mengumbar kehidupan mewah, hedonis, dan menjual mimpi.

Waktu booming sinetron remaja yang dipicu kesuksesan film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) tahun 2002, sinetron jenis ini juga dicap sebagai sinetron yang banyak ngasih contoh buruk ke penonton muda. Tampilan pelajar yang make baju seragam junkie dan rok pendek ketat ke sekolah, pemeran cewek-ceweknya yang sering menyiksa pemeran cewek lainnya, sudah enggak sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah.

Parahnya, sekarang ini gambaran pelajar dalam tayangan sinetron semakin enggak bener dan jauh dari kenyataan. Misalnya aja soal rok seragam sekolah yang dipakai pemerannya. Kalau dulu roknya "Cuma" 1-2 cm di atas lutut, sekarang rok pelajar di sinetron pendeknya bisa sampai setengah paha dan bentuknya mengembang pula. Mirip kayak roknya para atlet tenis lapangan.

Belum lagi soal make up, tatanan rambut, sampai aksesori yang dipakai ke sekolah, semuanya terasa berlebihan. "Ngaco banget deh pokoknya. Rok enggak mungkin sependek itu. Kalodi sekolah beneran bisa kena razia tuh. Tatanan rambutnya juga berlebihan banget, kayak abis nyalon gitu," tandas Maria Wulandari, siswa SMA Tarki.

"Yang keliatan banget itu soal rambut. Cowok enggak mungkin punya rambut panjang kayak di sinetron. Walaupun ada sekolah swasta yang ngebolehin punya rambut panjang, tetap aja yang ada di sinetron itu enggak banget," beber Nael Joshua, anak basket yang sekolah di SMA 20 Bandung.

"Soal berantem anak-anak ceweknya juga berlebihan. Enggak ada tuh yang berantem sampai tidur-tiduran. Paling-paling yang umum kalau cewek itu adu mulut doang. Enggak ada yang sampai niat jahat banget pengin ngebunuh atau apa," ucap Ardelia Stephanie, siswa SMA Plus PGRI Cibinong.

Kurangi adegan "sekolahan"

Ternyata gambaran ngawur soal pelajar di sinetron diakui juga oleh pemilik rumah produksi alias production house (PH). Rita Amelia, pemilik FrameRitz, rumah produksi yang banyak memproduksi FTV atau sinetron mini seri mengaku kalau tim produksinya memang suka mendramatisasi adegan atau tampilan para pemainnya di sinetron.

"Iya sih, namanya sinetron ya agak dibuat hiperbola, tapi kami penginnya tetap dibuat senatural mungkin," kilah Rita. Soal seragam sekolah di sinetron yang "enggak banget", Rita malah mengklaim kalau dia justru dapat masukan dari para pemainnya. Katanya sih, mereka yang pengin seragamnya dipendekin. Nah loh!

"Kami memang enggak survei secara langsung soal seragam sekolah, tapi dapat masukan dari pemain. Mereka bilangnya roknya kepanjangan. Ya sudah. Kadang mereka menilai tampilannya di TV terlalu polos jadi ditambah aksesori atau make up," tutur Rita yang juga orangtua dari pesinetron Nagita Slavina ini. Meski begitu Rita tetap enggak mau penampilan para pemainnya berlebihan.

Dia mengaku sering menegur dan menelepon langsung sang sutradara kalau ada penampilan pemainnya yang enggak sesuai dengan situasi dan kondisi. "Saya sering temukan kalau pemerannya itu make up-nya terlalu tebal atau aksesorinya tidak sesuai untuk dipakai ke sekolah. Kalau begitu, saya tidak ragu untuk menegur dan menelepon langsung sutradaranya," tandas Rita yang sudah menghasilkan sinetron sukses Tikus dan Kucing Mencari Cinta ini.

Meski rumah produksi sudah berbenah diri, kayaknya tampilan pelajar di sinetron sudah bikin gerah banyak orang. Departemen Pendidikan Nasional bahkan sudah menegur para rumah produksi untuk mengurangi kegiatan syuting di sekolah.

Hal itu supaya enggak mengganggu kegiatan belajar di sana. Peraturannya, syuting di areal sekolah cuma bisa dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Itu artinya, kalau mau syuting di sekolah yang bagus, ya harus mau antre sama rumah produksi lain. "Makanya, sekarang kami mulai mengurangi adegan di sekolah dan pakai seragam sekolah," kata Rita.

Gaul pinggiran

Kalau rumah produksi mulai "insyaf" dan mencoba introspeksi diri, pelajar yang sudah ketularan sama gaya anak sekolah di sinetron ternyata makin menggila. Mereka enggak cuma merasa dirinya jadi anak gaul, tapi juga enggak malu-malu menampilkan diri mereka ke depan publik.

"Biasanya anak-anak yang tinggal agak di pinggiran Jakarta yang masih meniru gaya remaja di sinetron. Dandanannya, ya ampun... make up-nya tebel, pake blush on, dishading pula, rambutnya kayak abis keluar dari salon," celoteh Ardelia alias Adel. "Yang lebih parah, mereka tuh suka nongkrong gitu di pinggir jalan, pakai seragam sekolah. Kan malu-maluin," kata Adel.

Padahal, menurut Martha, anak gaul yang sebenarnya itu justru enggak akan tampil menor dan berlebihan kayak anak sekolah yang hilir mudik di sinetron remaja. "Mereka justru tampil biasa aja. Sewajarnya kayak mau sekolah. Kalau di luar, barulah bisa sedikit bereksperimen," kata Martha yang aktif di ekskul Cheers Tarki. Pendapat Martha diamini juga sama pesinetron Caca Frederica.

Cewek yang suka dapat peran cewek manja dan antagonis di sinetron ini malah dengan tegas ngomong kalau gambaran cewek gaul di sinetron itu sudah salah kaprah. "Anak gaul justru enggak akan pakai anting panjang atau gede kayak di sinetron. Aksesorinya juga biasa aja. Pokoknya kalau di sekolah biasa sajalah, enggak aneh-aneh. Kalau dandanannya aneh malah keliatan norak," kata Caca.

Nah, sekarang tinggal kamu yang pilih nih, mau gaya gaul di sinetron atau di kehidupan nyata. Kalau yang merasa tinggal di kehidupan nyata, pasti tahu dong pilih yang mana Maraknya Sinetron Ramaja Tidak Mendidik
18.42 | 0 komentar | Read More

FreshKon Alluring Eyes Wisdom Brown

FreshKon Alluring Eyes Wisdom Brown MAYLAFFAYZA memang sudah memiliki segalanya. Karier mulus sebagai pemetik biola dan cantik pula parasnya. Tapi dia mengaku belum sesempurna itu.

Menurut Maylaffayza, matanya terlalu "minimalis", sehingga perlu diperbesar lagi dengan memakai lensa kontak.

"Dulu sih cuek aja. Tapi beberapa kali saya difoto, kok ternyata ada yang kurang oke di mata saya. Makanya saya coba-coba pakai lensa kontak," kata Maylaffayza seusai acara peluncuran kontak lensa dari merek FreshKon, di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Rabu (16/1/2008).

Dengan memiliki mata yang tidak terlalu besar, Maylaffayza pun berinisiatif mencari lensa kontak yang bisa membuat matanya besar dan berbinar. Memang tidak sekali lansung dapat, karena Maylaffayza harus ber-hunting ria ke mal-mal di Jakarta.

"Kejadiannya terjadi September 2007 lalu. Saya lagi bingung cari lensa kontak, eh tiba-tiba ada teman kasih tahu tempatnya. Saya pun langsung datangi salah satu toko di Plaza Semanggi, dan akhirnya aku dapati produk FrehKon," kenang Maylaffayza.
Mengaku cocok dengan produk tersebut, Maylaffayza pun jadi ketagihan suka sampai sekarang. Bahkan, akhirnya dia dikontrak menjadi ikon salah satu produk dari merek FreshKon.

"Kaget dan senang juga saat ditawari jadi ikon produk FreshKon Alluring Eyes. Padahal niat pertama kali pakai lensa kontak bukan mau jadi ikon. Tapi saya memang lagi membutuhkan produk tersebut," ujarnya.

Merasakan ada manfaat lebih dari pemakaian produk tersebut, Maylaffayza memutuskan memakai sepasang lensa kontak FreshKon Alluring Eyes Wisdom Brown untuk pemotretan sampul CD album barunya.

"Saya ingin tampil sempurna di cover album baru saya. Makanya memakai lensa kontak adalah solusi untuk membuat mata saya terlihat tajam, dalam, dan ekspresif," pungkasnya FreshKon Alluring Eyes Wisdom Brown
18.39 | 0 komentar | Read More

Bergaya Dengan Lensa Kontak Mata

Bergaya Dengan Lensa Kontak Mata TAMPIL memesona tidak selamanya harus memakai kacamata. Buktikan saja dengan memakai lensa kontak. Kini ada inovasi baru lensa kontak yang bisa membuat mata menjadi lebih besar dan berbinar.

Adalah FreshKon Alluring Eyes. Produk terbaru dari merek FreshKon ini diperkenalkan pertama kali di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Rabu (16/1/2008).

"Lensa kontak ini mampu memperbesar iris mata, sehingga mata tampak lebih besar dan berbinar. FreshKon Alluring Eyes juga mengandung 55 persen air dan sistem hydrophilic ink untuk kenyamanan pemakaian," jelas Group Sales and Marketing Director Oculus Limited, Chris Lee saat konferensi pers.

Menurut Chris, diluncurkan produk FresKon ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan gaya hidup wanita Asia yang menginginkan mata yang lebih besar, baik itu didapatkan lewat bedah plastik ataupun metode lain.

"FresKon Alluring Eyes memiliki base curve 8,6 dan diameter 14,2. Selain itu material lensanya juga menjamin visual yang tajam dan perawatan yang mudah," paparnya.

Chris otimistis FreshKon Alluring Eyes dapat diterima oleh wanita Indonesia, karena produk ini telah menjalar dan meraih sukses di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong.

"FrehKon Alluring Eyes tersedia dari ukuran -0,00D (ukuran normal) sampai dengan 10,000 D. Untuk warnanya ada dua pilihan, yakni mystical black dan winsome brown," katanya sambil menginformasikan harga kontak lensa tersebut Rp175 ribu Bergaya Dengan Lensa Kontak Mata
18.30 | 0 komentar | Read More

Melatih Gaya Kepribadian Anak

Melatih Gaya Kepribadian Anak MEMBENTUK moral anak bisa dilakukan lewat story telling (dongeng). Kegiatan membaca dongeng dan berdiskusi antara orangtua dan anak ini dapat dilakukan di rumah.

Anak tentu saja menjadi anugerah terindah bagi setiap orangtua. Namun, ketika sang buah hati beranjak remaja atau dewasa, bisa jadi anak yang telah dibesarkan dan dididik sebaik mungkin, menjadi anak yang tidak mengerti nilai-nilai moral dalam kehidupan.

Kondisi tersebut tentu saja mengecewakan karena apa yang sejak dini ditanamkan, hilang begitu saja. Padahal, membentuk moral anak bisa dilakukan sejak dini, bahkan ketika anak memasuki tahun pertama usianya.

Hal tersebut terungkap dalam seminar pendidikan dan parenting bertajuk Education in the Changing World, di Kemang Village, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Hadir sebagai pembicara, Kepala Sekolah Pelita Harapan (SPH) Brian Cox M Ed dan Koordinator Sekolah SPH James T Riady.

Selain dua pembicara tersebut, seminar juga dihadiri oleh Pendiri Layanan Konseling Keluarga dan Karier Roswitha Ndraha, Sport and Arts Director Universitas Pelita Harapan Karawaci Stephen Metcalfe BA, dan Rektor Universitas Pelita Harapan Jonathan Parapak. Berbagai topik seminar diangkat dengan tujuan memberikan yang terbaik bagi anak-anak Indonesia.

Seperti diungkapkan James T Riady, yang membawakan makalah bertajuk Youth with a Vision. Dalam makalahnya, dia banyak menyinggung tentang perkembangan moral anak yang tidak saja didapatkan di sekolah.

"Pengetahuan yang tinggi, tidak menjamin seseorang bisa memiliki moral yang baik. Namun, ketika anak-anak memiliki moral yang baik, otomatis mereka bisa menilai mana pendidikan yang baik dan buruk," papar James. Peran orangtua dalam mempersiapkan anak-anak yang memiliki visi dan masa depan, menurut James, sangatlah penting. Lewat orangtua, anak-anak belajar segala sesuatu.

"Pendidikan formal berfungsi melatih anak-anak untuk memperbaiki lingkungan sekitarnya. Sedangkan dengan pengetahuan moral, anak-anak diajak berpikir dan membangun etika dan karakter dirinya yang baik," tambah James dalam seminar yang diselenggarakan oleh Sekolah Harapan Kita itu.

Sedikit berbeda dengan James, peserta seminar yang juga pengajar di Jakarta, William Pakpahan mengatakan, pendidikan moral untuk anak-anak bisa dilakukan di rumah, bisa dengan membahas buku-buku cerita bersama orangtua, membaca kitab suci ataupun mendongeng.

"Saya memang seorang pengajar, namun saya tidak yakin di sekolah-sekolah formal anak bisa mendapatkan pendidikan moral yang benar-benar bisa menjamin anak kita menjadi anak yang baik," kata pengajar yang juga ayah tiga putra ini. Karena itu, lanjutnya, ketika berkumpul dengan anak-anak saya di rumah, saya menanamkan nilai-nilai moral dengan menceritakan kisah-kisah dalam kitab suci.

Menanamkan pendidikan moral untuk anak-anaknya juga dilakukan William dengan sesering mungkin mengajak anak-anaknya yang masih belia mengunjungi panti-panti asuhan, panti jompo, hingga memberikan sumbangan untuk anak-anak jalanan.

''Pernah suatu waktu anak saya bertanya, mengapa banyak anak kecil menyanyi di lampu merah. Setelah itu, untuk mengetuk hatinya dan menggugah rasa simpatinya, saya mengajak anak saya untuk melihat lebih dekat bagaimana anak-anak kecil itu mencari sesuap nasi," terangnya.

Mengajak anak langsung menyaksikan kejadian sehari-hari yang membuatnya trenyuh, ternyata sangat mengena di benak anak-anak William. "Sejak itu, mereka tidak pernah lagi membuang-buang nasi ketika makan," tutur William. Dari pengalaman tersebut, William berkesimpulan bahwa pendidikan moral harus bisa dipraktikkan pada anak-anak, dari rumah hingga di lingkungan sekitar, termasuk di jalanan.

Tahap Perkembangan Moral Anak

1. Perkembangan kuantitas menuju kualitas
Ketika anak mulai mengenal larangan orangtua, anak cenderung menilai dosa atau kesalahan berdasarkan besar-kecilnya akibat perbuatan yang ditimbulkannya. Misalnya, anak menganggap bahwa menjatuhkan beberapa gelas secara tidak sengaja lebih besar dosanya daripada menjatuhkan satu gelas secara sengaja. Pada tahap awal perkembangan moral, anak tidak memperhitungkan unsur motivasi. Baru pada usia yang lebih besar, ia mulai memahami bahwa kualitas suatu perbuatan harus diperhitungkan dalam menilai benar-salah.

2. Ketaatan mutlak menuju inisiatif pribadi
Pada mulanya seorang anak akan menaati apa yang dikatakan orangtuanya. Inilah kesempatan terbaik orangtua untuk mengajarkan apa yang harus diajarkannya karena masa ini akan cepat berlalu. Setelah itu, anak akan lebih terikat dengan perjanjian-perjanjian. Pada tahap ini, anak akan bermain dengan peraturan yang dapat diubah sesuai perjanjian sebelumnya. Karena itu, teriakan ?'curang'' sewaktu anak bermain akan terdengar keras ketika peraturan bersama ini dilanggar. Anak juga sangat peka terhadap ketidakkonsistenan orangtua bila orangtua melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan yang diajarkannya. Bagi mereka, orangtua pun seharusnya terikat dengan peraturan yang mereka tetapkan bagi anak-anaknya. Bila perkembangan moral anak berjalan baik, pada usia remaja akhir anak telah memiliki prinsip moral yang menjadi miliknya pribadi dan yang mengarahkan tingkah lakunya. Anak tidak mudah lagi dipengaruhi lingkungannya. Sebaliknya, anak akan melakukan perbuatan berdasarkan prinsip moral yang dimilikinya.

3. Kepentingan diri menuju kepentingan orang lain
Tahap awal perkembangan moral anak adalah egosentris karena anak masih memusatkan perhatian pada dirinya. Tujuan suatu perbuatan adalah kesenangan pribadi dan kenikmatan. Bila perkembangan moral anak berjalan baik, barulah pada usia yang lebih dewasa, individu dapat melihat kepentingan orang lain dalam melakukan tindakan moralnya. Bukan itu saja, pengorbanan kepentingan diri dapat dilakukan demi kesejahteraan teman-teman sebayanya. Misalnya dengan membagi permen yang dimilikinya, ataupun mengajak teman-temannya untuk berbagi boneka kesayangan Melatih Gaya Kepribadian Anak
18.27 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger